Sabtu, 10 Maret 2018 tepat jam 08.30 pagi pelatihan ecobrick di MI AL ISLAM watesalit, Batang dimulai. 24 siswa yang sudah menyiapkan perlengkapan yang dibawa dari rumah seminggu yang lalupun ternyata sudah siap dalam ruang kelas. Anak-anak duduk diatas tikar merapat berdesakan dengan bungkusan-bungkusan plastik yang berisi bekas sachet bubuk kopi, snack, deterjen dan lain-lain. Beberapa menit kemudian setelah menyiapkan projector dan peralatan lainnya kegiatan segera dimulai, dibuka oleh pengantar dari ibu guru kelas V Ibu Miftahutin. Saya yang sedianya tandem dengan partner trainer alumni TOT ecobrick Marimas Semarang, mas Slamet Nur Chamid karena ada kegiatan lain akhirnya saya sendirian dalam kegiatan ini. Setelah mengenalkan diri dan memberikan maksud dan tujuan kegiatan pagi ini pada anak-anak barulah masuk menuju materi Plastik, Lingkungan dan Ecobricks materi baku yang bisa diunduh dari http://www.ecobriks.org
Pelatihan ecobricks untuk anak-anak tingkat sekolah dasar ini yang pertama dilakukan di Kabupaten Batang, dan semoga menjadi contoh yang baik dalam mengenalkan pengetahuan mengenai plastik dan lingkungan sejak dini serta salah satu solusi memecahkan plastik sebagai bekas bungkus jajan di sekolah atau dari manfaat lainnya agar tidak berakhir di tempat sampah dan nantinya dibakar begitu saja. Anak-anak memperhatikan setiap slide pemaparan sambil sesekali muncul pertanyaan dan diskusi kecil yang mengalir sepanjang presentasi. Rerata dari mereka memang masih minim mengenai plastik dan pengelolaannya tampak dari tanya jawab sepanjang kegiatan. Setelah beberapa poin penting tersampaikan tibalah kegiatan membuat ecobrick dimulai.
Formasi duduk melingkar sengaja dipilih supaya lebih mudah semua anak-anak melihat dan mempraktekkan bersama langkah demi langkah proses pembuatan ecobrik. Semua antusias dan tertarik mencoba sendiri dengan perlengkapan dan bahan-bahan yang sudah dibawa dan dipersiapkan dari rumah sejak dari seminggu yang lalu. Selama proses pembuatan ecobrick sengaja saya mencontohkan langsung secara pelan dan bertahap, rata-rata dapat mengikuti langsung secara cepat dimulai dari memotong plastik yang agak keras menjadi potongan kecil. Setelah dirasa potongan yang dihasilkan cukup banyak barulah mulai memasukkan plastik lunak berwarna sebagai warna dasar botol ecobrick yang nantinya akan dibuat. Beberapa anak dapat menyelesaikan dengan baik ecobrick nya baik dari segi kepadatan plastik untuk mengisi maupaun berat minimal untuk ukuran 600 ml. Beberapa yang lain sambil nyengir terus berusaha mencapai berat minimal yang disyaratkan.
Alhamdulillah setelah azan dzuhur berakhir sebagian besar sudah menyelesaikan ecobrick nya dan kami bersepakat dipertemuan yang akan datang mencoba praktek membuat modulnya. Sebelum berakhir semua membersihkan ruangan dan dilanjutkan foto bersama.
Sampai jumpa kembali pada kelas yang akan datang gaesss….










